Kamis, 15 Januari 2009

Menjawab...

Waktu lagi searching2 lewat Google, aq nemuin salah satu blog yang isinya tentang menjawab pertanyaan tentang kejanggalan dalam training ESQ. Sebelumnya maaf buat si pemilik blog, karena lupa nggak aq copy link-nya...maav-maav!!!
sebenernya ni ada 27 point, tapi di sini aq post-kan 3 nomer aja dulu.

Jakarta, 21 Desember 2008
Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan yang beredar di kalangan masyarakat luas
mengenai misi, metode, maupun hal‐hal lain yang disampaikan di dalam training, yang
kemudian dinyatakan sebagai “Kejanggalan dalam Training ESQ Ary Ginanjar” maka atas
nama ESQ Leadership Center, berikut ini kami sampaikan beberapa penjelasan untuk
menjawab kesimpangsiuran informasi tersebut.

Menjawab Pertanyaan Tentang Kejanggalan Dalam
Training ESQ Ary Ginanjar

1. Pertanyaan: Apakah ESQ LC adalah lembaga da’wah?

Jawaban:
ESQ LC adalah lembaga pelatihan SDM profesional yang memberikan pelatihan bagi
pembentukan karakter sumber daya manusia. Saat ini, ESQ LC memiliki 500 orang karyawan
yang bekerja secara profesional.
Dalam konteks pertanyaan di atas, yang dimaksud dengan da’wah adalah mengajak
untuk kembali pada kebaikan karena dalam training ESQ, kami mengajak para peserta
untuk kembali pada nilai­nilai mulia khususnya 7 NILAI DASAR yaitu JUJUR, TANGGUNG
JAWAB, VISIONER, DISIPLIN, KERJASAMA, ADIL, PEDULI.
Mengenai kalimat “Ini bukan sekedar training!’ yang disampaikan dalam training
mengandung arti bahwa ESQ berharap nilai­nilai yang disampaikan dalam training ESQ
dapat diaplikasikan oleh peserta pada kehidupan sehari­hari. Kami menekankan kepada
peserta bahwa pelatihan ESQ bukan sekadar training untuk kemudian dilupakan
setelah mereka keluar dari ruangan training.
Secara jujur kami mengatakan bahwa ESQ LC adalah Lembaga Training Profesional yang
berbentuk perusahaan, bukan yayasan lembaga dakwah. ESQ LC dijalankan dengan
melakukan investasi berbagai sarana & prasarana secara mandiri. ESQ LC tidak pernah
meminta dan mengharapkan sumbangan untuk menghidupi karyawan maupun untuk
menjalankan lembaga trainingnya.

2. Pertanyaan: Efek musik dan suara yang menggelegar dalam training ESQ

Jawaban:
Sebagai lembaga trainnig SDM, ESQ LC berusaha merancang sebuah metode yang efektif dan
komprehensif dengan menggunakan teori Quantum Learning. Implementasi dari teori
tersebut dalam training ESQ adalah dengan cara merangsang seluruh indera peserta
mulai dari penglihatan, pendengaran serta menyeimbangkan antara kerja otak kanan
dan otak kiri, seperti: penggunaan musik, efek suara yang menggelegar atau suara alam (air,
angin, burung), efek pencahayaan, gambar yang berwarna dan juga aktivitas fisik.
Seluruh efek yang dihadirkan dalam ruangan training ESQ tersebut tidak lebih dari upaya
untuk membawa peserta merasakan pengalaman yang digambarkan dalam materi,
juga membawa suasana alam (outdoor) ke dalam ruangan, seperti merasakan besar dan
luasnya galaksi, bintang‐bintang, dan jagat raya.
Oleh karena itu, training ini memerlukan ruang yang kedap cahaya dan kedap suara
untuk memunculkan efek multimedia. Selama ini ruang yang memenuhi persyaratan
umumnya convention di hotel. Namun untuk pelaksanaan training di Jakarta, training ESQ
tidak lagi menggunakan hotel karena sudah memiliki gedung sendiri yaitu Menara 165.
Metoda Quantum Learning yang digunakan oleh ESQ LC telah diakui secara ilmiah sebagai
metode yang efektif dalam proses pembelajaran. Sebagai lembaga training SDM, tentu saja hal
yang wajar jika ESQ LC menggunakan metoda tersebut. Sehingga tidak tepat apabila metode
tersebut dikaitkan dengan sunah agama tertentu, misalnya: sunah agama Nasrani.

(jump to no.26)
26. Pertanyaan: Rujukan pada hadits palsu.

Jawaban:
Rujukan utama konsep 165 adalah Al Qur’an bukan hadis palsu. Mengenai suara hati
manusia yang cenderung pada kebaikan, salah satunya adalah
surat Al Araf:172: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak­anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang­orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan.)”
Ayat ini menjelaskan bahwa sesungguhnya ruh manusia telah mengadakan
perjanjian dengan Allah untuk mengakui Allah sebagai Rab yang mengajarkan nilai‐
nilai kebaikan.

Ayat lain misalnya Surat Ar Ra’d (13):15. ”Hanya kepada Allah­lah sujud (patuh)
segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa
(dan sujud pula) bayang­bayangnya di waktu pagi dan petang hari.”
Ayat ini mengatakan bahwa disadari atau tidak, manusia akan senantiasa mengikuti (patuh)
pada Allah.

As Sajdah (32) :9, ”Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh
(ciptaan)­Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati;
(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.”
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah meniupkan Ruh ciptaannya berupa sifat/nilai kebaikan
pada manusia. Karena itulah manusia selalu cenderung pada nilai kebaikan. Inilah yang
dimaksud taqarrub pada Allah, yaitu cenderung mengikuti sifat‐sifat Allah.

Apa yang dinyatakan penulis, “Faham sesat inilah yang dianut oleh al‐Hallaj dan Syeikh Siti
Jenar, yang aromanya sangat kental di dalam ESQ Model‐nya Ary.” Pernyataan tersebut jelas
merupakan fitnah dan tuduhan penulis karena training ESQ tidak pernah diajarkan
mengenai faham menunggal ing kaulo gusti (ittihaad, menyatu dengan Tuhan).

Pertanyaannya, jika bukan berasal dari Allah, dari mana sifat kasih sayang, jujur, adil, disiplin
dan sifat kebaikan lainnya. Siapakah yang menciptakan sifat mulia itu? Siapakah yang
mengajarkan sifat tersebut? Siapa yang memberi sifat itu di hati manusia?

Kecenderungan manusia utnuk mencari dan mendekat pada sifat tersebut adalah bukti
bahwa sudah ada perjanjian manusia dengan Penciptanya, sebagaimana tertulis dalam ayat
di atas.


Tidak ada komentar: